Wednesday, April 30, 2008

Pengelolaan Sungai Tuntang....

Pengelolaan Sungai Tuntang dengan Pendekatan Co-manageement dan Analysis Hierarchy Process (AHP)
Tujuan dari penelitian adalah (1) Mengetahui pengelolaan dan pemanfaatan Sungai Tuntang dengan Pendekatan Kemitraan (Co-management) dan (2) Menemukan kriteria dan alternative yang diprioritaskan dalam pengelolaan dan pemanfaatan Sungai Tuntang yang telah direkomendasikan dengan pendekatan AHP (Analisis Hierarki Proses).
Objek penelitian adalah Sungai Tuntang, dengan panjang sungai 109 km. Sungai Tuntang termasuk dalam wilayah aliran Sungai Jratun-Seluna (Jragung Tuntang Serang Lusi), dimana Sungai Tuntang merupakan salah satu sungai yang mempunyai potensi air yang sangat besar. Alur sungai mulai dari Rawa Pening yang letaknya di kaki Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang. Sungai ini melewati tiga wilayah administrasi, yaitu Kabupaten Semarang ke Kabupaten Grobogan kemudian menuju hilir di daerah Kabupaten Demak dan akhirnya bermuara di Laut Jawa.
Metode pengumpulan data yang digunakan dikelompokan menjadi data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan quota sampling dalam penentuan sampel. Sampel yang diambil sebanyak 120 responden yang terdiri dari 90 responden masyarakat (rumah tangga) dan 30 responden key-person. Pendekatan statistik deskriptip dipergunakan untuk Co-management dan Analisis Hierarki Proses (AHP) diolah dengan menggunakan alat analisis Expert Choice Versi 9.0.
Dengan pendekatan co-management dapat diketahui bahwa keadaan fisik Sungai Tuntang mengalami penurunan dari hulu ke hilir, pendidikan masyarakat di sekitar sungai yang relatif rendah, belum adanya aturan yang tegas dalam pengelolaan dan pemanfaatan sungai, serta kurang adanya kerjasama antar stakeholder baik di bagian hulu, tengah, dan hilir. Pengelolaan yang kurang baik pada Sungai Tuntang menyebabkan sungai tersebut gagal berfungsi sebagai pengendali banjir, yang akhirnya mengakibatkan terjadinya banjir pada musim penghujan dan kekurangan air pada musim kemarau. Manfaat Sungai Tuntang yang dapat diambil masyarakat antara lain untuk pembudidayaan keramba, pertanian, galian C dan tambak. Dengan pendekatan AHP (Analisis Hierarki Proses) menunjukan bahwa bersih/tidak merugikan masyarakat sekitar dalam pemanfaatannya merupakan kriteria yang diprioritaskan sedangkan memperbanyak pintu air adalah alternatif yang diprioritaskan karena dibutuhkan untuk pengaturan debit air dan pendistriabusian air dalam mewujudkan pengelolaan dan pemanfaatan Sungai Tuntang dengan baik.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa diperlukan adanya kerjasama yang baik antar stakeholders dalam pengelolaan dan pemanfaatan Sungai Tuntang baik di bagian hulu, tengah dan hilir.

Kata Kunci : Pengelolaan, Pemanfaatan, Sungai Tuntang, Kemitraan (Co-mangement), AHP (Analysis Hierarchy Process).

Saturday, April 26, 2008

Levels of Carbon Dioxide in Atmosphere Increase

by: Cornelia Dean

tmospheric levels of carbon dioxide, the principal heat-trapping gas, are continuing to rise at an accelerating rate, the National Oceanic and Atmospheric Administration reported. And after a decade of stability, levels of an even more potent heat-trapper, methane, rose as well. The agency said atmospheric levels of carbon dioxide reached nearly 385 parts per million last year, up from 280 in 1850 and an increase of 2.6 parts per million from 2006, chiefly from the burning of fossil fuels. The methane situation is less clear. Methane is produced naturally by swamps but also by activities including burning fossil fuels. The issue is important because climate experts have long worried that if Arctic permafrost thaws, the process would release potentially catastrophic amounts of methane into the atmosphere. In a statement, the agency said the most likely causes of the methane increase were economic development in Asia and emissions from Arctic wetlands. It said it was "too soon to tell" if the increase signals an Arctic thaw

source: www.stopglobalwarming.org

Wednesday, April 2, 2008

The Imapatct of Global Warming to Coastal and Marine Environments



















We know the earth in the last decade have old. This can indicate that there is iclim change Globaly and than many disaster in the wolrd. so we must save our the earth before late. The global warming that the world is beginning to experience will likely have a major impact on coastal and marine environments.
  • The sea has an enormous capacity to store heat. Warmer water, combined with anticipated changes in ocean currents, could have a devastating impact on marine ecosystems and biodiversity.
  • One potential result could be a reduction in the upwelling of nutrients, which would in turn reduce productivity in key fishing areas.
  • Decreased growth may also be seen in coral reefs, with high concentrations of CO2 in the water impairing the deposition of limestone required for coral skeletons (UNEP, 2002).

A significant sea level rise is one of the major anticipated consequences of climate change. This will cause some low-lying coastal areas to become completely submerged, while others will increasingly face short-lived high-water levels. These anticipated changes could have a major impact on the lives of coastal populations. The small island developing states (SIDS) will be especially vulnerable to the effects of sea level rise, and to changes in marine ecosystems, because of their major dependence on marine resources (UNEP, 2002).

The extent of future sea level rise will depend on a multitude of factors, and is therefore extremely difficult to predict. While rising sea levels will be exacerbated by thermal expansion of the warming oceans, and the melting of land ice, they will be partially offset by increased precipitation over Antarctica (Met Office UK, 2001).


Source: http://www.unep.org/
Google